Kebesaran Jiwa dan Kepercayaan Diri (bagian I)
Tentang cinta kasih diajarkan kata-kata seperti ini " Cintailah sesamamu manusia sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri". Pertanyaannya, bagaimana kita sanggup mencintai orang lain secara tulus kalau kita tidak mampu melakukannya untuk diri sendiri? Hal ini tentu saja tidak mengajarkan cinta egosentris, tetapi untuk mengingatkan perlunya kita melihat dan menerima diri secara utuh, tulus dan ikhlas. Sikap nilah yang mampu mengantarkan kita untuk mampu menerima diri orang lain secara utuh pula.
Cinta kasih inilah dasar hidup barsama. Di dalam hidup bersama itu, kita berjuang sedemikin rupa sehingga cita-cita, setinggi apapun, dapat kita capai. Tetapi dalam hidup bersama itu, kita ada dalam kebersamaan dengan orang-orang lain. Seringkali kebersamaan dengan orang-orang lain ini amat memepengaruhi bagaimana kita melihat diri kita sendiri. Kita mungkin melihat diri kita dalam situasi lebih daripada orang lain. Di sinilah kebesaran jiwa dan kepercayaan diri seseorang dibangun.
Dengan kata lain. dalam situasi itu kita berproses: bagaimana pada akhirnya kita merasa 'OK' dengan diri kita sendiri? Kita memang terhubung dengan banyak hal diluar diri kita, tetapi kita tidak tergantung pada semuanya itu. Kita BEBAS dan MERDEKA, serta memiliki hidup dengan kelegaan luar biasa. kemerdekaan ini mendorong penerimaan terhadap hal-hal apa saja, entah hal-hal itu berasal dari dalam diri kita sendiri atau orang lain.
Kisah berikut semoga menggambarkan kebesaran jiwa dan kepercayaan diri dalam hidup seseorang. Seorang CHIEF EXECUTIVE OFFICER di sebuah perusahan komputer sudah menikah selama enam tahun dan tidak dikaruniai anak. Pada tahun ketujuh pernikahannya, istrinya hamil, dankemudian lahirlah seorang bayi dengan kondisi cacat mental. Sebelumnya mereka telah sepakat bahwa inilah anak satu-satunya yang akan mereka rawat dan didik bersama. Si CEO sama sekli tidak pernah memikirkan bahwa ia akan menyingkirkan anaknya itu dari kehidupan hariannya misalnya karena mengganggu reputasinya. Ia malah bercerita dengan bangga bahwa anaknya sudah mulai bersekolah di sekolah luar biasa, sebangga orang tua lain yang bercerita tentang anaknya yang lahir normal. Pasa diri si CEO itu, tidak terungkap sedikitpun rasa malu atau penolakan terhadap anaknya yang cacat.
Ketika ditanya rahasia di balik kemampuanya untuk menerima anaknya yagn cacat itu, ia menjawab dengan sebuah cerita. Suatu ketika di surga ada seorang bayi yang akan segera diturunkan ke dunia untuk dilahirkan. Para malaikat, yang paham bahwa bayi ini ditakdirkan lahir cacat, bertugas mengantarkan bayi ini ke dunia. Mereka bingung kepada siapakah bayi ini akan diserahkan. Mereka datang bertanya kepada Tuhan, dan Tuhan menjawab, "Bayi ini adalah bayi spesial. Bayi ini hanya boleh diberikan kepada orang tua yang hatinya melimpah dengan kasih. Karena kasihlah yang akan membuat bayi ini bertahan hidup." Maka malaikat itupun mencari orang tua yang sesuai dengan perintah Tuhan tersebut.
Inilah cinta tanpa syarat. Bukanya : I love you because f what you are, melainkan: I love you in spite of what you are. Dalam kenyataan, jauh lebih mudah mencintai seseorang yang sesuai dengan keinginan dan harapan kita, misalnya kaya, terkenal, pintar, menyenangkan, cantik, tampan, atau menguntungkan kita. Tetapi ketika orang yang harus kita cintai tak mungkin memenuhi harapan kita, dibutuhkan suatu' cinta kasih yang melimpah dan hati yang besar'. O_C
Cinta kasih inilah dasar hidup barsama. Di dalam hidup bersama itu, kita berjuang sedemikin rupa sehingga cita-cita, setinggi apapun, dapat kita capai. Tetapi dalam hidup bersama itu, kita ada dalam kebersamaan dengan orang-orang lain. Seringkali kebersamaan dengan orang-orang lain ini amat memepengaruhi bagaimana kita melihat diri kita sendiri. Kita mungkin melihat diri kita dalam situasi lebih daripada orang lain. Di sinilah kebesaran jiwa dan kepercayaan diri seseorang dibangun.
Dengan kata lain. dalam situasi itu kita berproses: bagaimana pada akhirnya kita merasa 'OK' dengan diri kita sendiri? Kita memang terhubung dengan banyak hal diluar diri kita, tetapi kita tidak tergantung pada semuanya itu. Kita BEBAS dan MERDEKA, serta memiliki hidup dengan kelegaan luar biasa. kemerdekaan ini mendorong penerimaan terhadap hal-hal apa saja, entah hal-hal itu berasal dari dalam diri kita sendiri atau orang lain.
Kisah berikut semoga menggambarkan kebesaran jiwa dan kepercayaan diri dalam hidup seseorang. Seorang CHIEF EXECUTIVE OFFICER di sebuah perusahan komputer sudah menikah selama enam tahun dan tidak dikaruniai anak. Pada tahun ketujuh pernikahannya, istrinya hamil, dankemudian lahirlah seorang bayi dengan kondisi cacat mental. Sebelumnya mereka telah sepakat bahwa inilah anak satu-satunya yang akan mereka rawat dan didik bersama. Si CEO sama sekli tidak pernah memikirkan bahwa ia akan menyingkirkan anaknya itu dari kehidupan hariannya misalnya karena mengganggu reputasinya. Ia malah bercerita dengan bangga bahwa anaknya sudah mulai bersekolah di sekolah luar biasa, sebangga orang tua lain yang bercerita tentang anaknya yang lahir normal. Pasa diri si CEO itu, tidak terungkap sedikitpun rasa malu atau penolakan terhadap anaknya yang cacat.
Ketika ditanya rahasia di balik kemampuanya untuk menerima anaknya yagn cacat itu, ia menjawab dengan sebuah cerita. Suatu ketika di surga ada seorang bayi yang akan segera diturunkan ke dunia untuk dilahirkan. Para malaikat, yang paham bahwa bayi ini ditakdirkan lahir cacat, bertugas mengantarkan bayi ini ke dunia. Mereka bingung kepada siapakah bayi ini akan diserahkan. Mereka datang bertanya kepada Tuhan, dan Tuhan menjawab, "Bayi ini adalah bayi spesial. Bayi ini hanya boleh diberikan kepada orang tua yang hatinya melimpah dengan kasih. Karena kasihlah yang akan membuat bayi ini bertahan hidup." Maka malaikat itupun mencari orang tua yang sesuai dengan perintah Tuhan tersebut.
Inilah cinta tanpa syarat. Bukanya : I love you because f what you are, melainkan: I love you in spite of what you are. Dalam kenyataan, jauh lebih mudah mencintai seseorang yang sesuai dengan keinginan dan harapan kita, misalnya kaya, terkenal, pintar, menyenangkan, cantik, tampan, atau menguntungkan kita. Tetapi ketika orang yang harus kita cintai tak mungkin memenuhi harapan kita, dibutuhkan suatu' cinta kasih yang melimpah dan hati yang besar'. O_C
Komentar