Beda Takaran
Alangkah hebatnya Tuhan dapat menciptakan manusia dengan beraneka ragam cipta rasa karsa, kehendak bebas dan akal budi yang membedakan dengan mhakluk lainya. Perbedaan karakter pun terdapat pada setiap individu yang ada di bumi ini. Itulah salah satu keunikan dari ciptaanNya.
Manusia dikaruniakan akal budi dengan tujuan agar manusia tersebut dapat mengamati, menimbang dan menjalankan mana yang baik bagi dirinya dan tentunya tidak merugikan orang lain karena manusia adalah sahabat bagi manusia lain (homo homini socius).
Setiap manusia pasti merasakan bagaimana pahit dan manisnya hidup menurut takaran diri mereka sendiri karena nilai hidup yang diperjuangkan oleh manusia di dunia ini sangatlah beragam walaupun kadang sama nialinya teteapi belum tentu sama pula tingkat perasaannya karena perasaan atau afektif itu tidak dapat diukur dengan angka.
Kecenderungan manusia juga ialah menilai orang lain dengan ketentuan yang telah dipasang oleh individu yang menilai tersebut. Banyak orang mengukur kekurangan orang lain dengan batasan-batasan yang telah terbentuk dalam pikirannya. Akibatnya orang semakin tidak memiliki rasa empati yang mendalam terhadap orang lain. Didalam pikiran individu tersebut hanyalah ingin mengucilkan satu sama lain, serasa ingin menang sendiri dan ingin menjatuhakan orang-orang yang ada di sekeliling kita.
Mencap/menjustment orang dengan sudut pandang kita pada dasarnya boleh saja karena manusia telah diberi kehendak bebas untuk melakukan apa saja tetapi yang perlu diperhatikan disini ialah nilai humanis dari kelakuakn kita. Telah dijelaskan diatas bahwa manusia berbeda dengan manusia lain, maka boleh dikatakan apa yang baik bagimu belum tentu itu baik bagiku dan apa yang jelek bagimu belum tentu hal itu juga jelek bagiku. Karena masing-masing manusia memiliki nilai yang berbeda yang sedang diyakini dan diperjuangkan dalam hidup ini.
Cara berpikir, perasaan dan berperilaku masing-masing orang sangatlah berbeda untuk itu kita hendaknya tidak menilai negatif orang lain dengan cara pandang (kaca mata) kita masing-masing. Mengakui keberadaan orang lain ada disampaing kita dan mau menerima segala kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya sebagai pelangkap dalam kehidupan kita itu sangat baik. Karena dengan begitu kita akan menjadi manusia yang bersahabat (Homo homini socius) bukan menjadi serigala bagi manusia lain (homo homini lupus). O_C
Manusia dikaruniakan akal budi dengan tujuan agar manusia tersebut dapat mengamati, menimbang dan menjalankan mana yang baik bagi dirinya dan tentunya tidak merugikan orang lain karena manusia adalah sahabat bagi manusia lain (homo homini socius).
Setiap manusia pasti merasakan bagaimana pahit dan manisnya hidup menurut takaran diri mereka sendiri karena nilai hidup yang diperjuangkan oleh manusia di dunia ini sangatlah beragam walaupun kadang sama nialinya teteapi belum tentu sama pula tingkat perasaannya karena perasaan atau afektif itu tidak dapat diukur dengan angka.
Kecenderungan manusia juga ialah menilai orang lain dengan ketentuan yang telah dipasang oleh individu yang menilai tersebut. Banyak orang mengukur kekurangan orang lain dengan batasan-batasan yang telah terbentuk dalam pikirannya. Akibatnya orang semakin tidak memiliki rasa empati yang mendalam terhadap orang lain. Didalam pikiran individu tersebut hanyalah ingin mengucilkan satu sama lain, serasa ingin menang sendiri dan ingin menjatuhakan orang-orang yang ada di sekeliling kita.
Mencap/menjustment orang dengan sudut pandang kita pada dasarnya boleh saja karena manusia telah diberi kehendak bebas untuk melakukan apa saja tetapi yang perlu diperhatikan disini ialah nilai humanis dari kelakuakn kita. Telah dijelaskan diatas bahwa manusia berbeda dengan manusia lain, maka boleh dikatakan apa yang baik bagimu belum tentu itu baik bagiku dan apa yang jelek bagimu belum tentu hal itu juga jelek bagiku. Karena masing-masing manusia memiliki nilai yang berbeda yang sedang diyakini dan diperjuangkan dalam hidup ini.
Cara berpikir, perasaan dan berperilaku masing-masing orang sangatlah berbeda untuk itu kita hendaknya tidak menilai negatif orang lain dengan cara pandang (kaca mata) kita masing-masing. Mengakui keberadaan orang lain ada disampaing kita dan mau menerima segala kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya sebagai pelangkap dalam kehidupan kita itu sangat baik. Karena dengan begitu kita akan menjadi manusia yang bersahabat (Homo homini socius) bukan menjadi serigala bagi manusia lain (homo homini lupus). O_C
Komentar