Dilema Nurani

Detik berganti
Meninggalkan waktu yang tak bisa diulang
Semakin terasa kelabu
Harapan dan impian semakin membisu dalam kantugnnya

Ketika ideologi dihadapkan pada tuntutan
Berat, memang berat dan sangat berat
Serasa berada diujung jembatan yang putus
Bingung, pusing dan sedih
Kemanakah arah ini?

Jaman instant
Saat pengorbanan tak ada nilainya
Tangan terbuka bukan untuk membantu
tetapi untuk meminta
Tangan terbuka bukan untuk berjuang
tetapi untuk bermalasan
Memang racun itu sangat manjur
Semua orang telah dibuatnya mabuk
Semua orang telah dibuatnya santai
Semua orang telah dibutanya tidur terlelap menutup mata

Saat semua yang mengerti akan kondisinya berjuang
yang lain hanya menutup mata untuk menjadi pencuri diatas tanah sendiri
Percuma! percuma! dan sangat percuma!
membangun ideology dan kembali untuk menjilat ludah sendiri

hm…
Mungkin itu caramu untuk memperjuangkan keadilan
Mungkin itu caramu untuk membuat kami semua terbebas
Mungkin itu caramu untuk membuat kami berjaya
ataukah kau lupa akan semua…
lupa akan semua yang telah kau bangun dahulu dalam hati nurani
ataukah saat itu hanya persona belaka?

Memang berat ketika tuntutan dihadapkan pada ideologi…
Berpikir untuk melupakan semuanya
Tetapi sayang persaan ini tak dapat menipu
Ingin melepaskan beban ini dari ingatanku
Tapi sayang aku telah diciptakan untuk berpikir tentang semua ini

Ingin segera terlepas dari dilema ini
Saat tunas baru ingin mencapai matahari
Mengapa selalu saja diinjak?

Kawan ko su lupa ka??

O_C, Perpustakaan SADHAR, 25 Oktober 2010 9:34 AM


Komentar

papua mengatakan…
sebagai manusisa memang harus menjalaninya...trimaksih ulasan kata2nya...memberikan inspirasi.

Popular

Contoh Alat Ungkap Masalah Siswa dan Lembar Respon dalam Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Alasan Memulai Kembali