Macam bebek ka..!!!???



Menurut Aristoteles manusia adalah mahkluk sosial. Itu sebabnya manusia itu mempunyai kecenderungan untuk bergabung dengan orang lain untuk membina hidup bersama. Untuk itu manusia hendaknya dapat beradaptasi dengan lingkunganya (kelompok, group,kumpulan) termasuk orang-orang yang ada disekitarnya.

Kadang kita hidup cenderung untuk bergerombol dalam kelompok di dalam kelompok kecil atau sekelompok yang besar. Kadang kita mulai ikut-ikutan menggunakan pakaian dan potongan yang sama, melakukan sesuatu dengan bergerak kearah yag sama, meneriakan slogan-slogan yang sama, menyanyikan lagu-lagu yang sama dan berbuat hal lain yang sama dengan mode yang telah menyeragamkan kita ini. Ketika semua itu kita lakukan dengan ketidak sadaran kita berarti ingatlah bahwa kita telah terjangkit mental bebek .

Hidup ala bebek itu ialah hidup yang hanya ikut-ikutan contohnya seperti yang telah dijelaskan diatas. Dalam kondisi tersebut kita bisa saja mengorbankan pendapat, ide, pandangan bahkan cita-cita kita sendiri demi mengikuti harapan dan cita-cita kelompok pada umumnya kebanyakan hai semacam ini dilakukan karena kita merasa tidak dapat bertanggung jawab atas keputusan yang akan kita ambil.

Orang idup ala mental bebek itu adalah orang yang takut untuk merdeka. Takut untuk merasa bebas dengan penampilan, pendapat,ide, gagasan yang ia miliki. Kebanyakan orang yang mental bebek dapat menyakiti dan kadangkala ia akan memanfaatkan teman yang dianggap lemah sebagai tempat pelarian dari kelompoknya bila ia sudah tidak diterima di kelompoknya yang semuala. Ketika suatu saat kelompok lamanya itu akan menerimanya kembali maka ia akan melupakan orang lemah yang telah ia tumpangi sebagai tempat labuhan sementara utuk melarikan diri dari masalah tersebut. Selain itu ketika kelompoknya bermasalah ia akan mudah dan cepat berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya karena posisinya tidak terlalu menonjol dan pergeseranya itu tidak terlalu mendapat sorotan dari kelompoknya karena ia terlalu tidak dianggap. Kadangkala ia hanya ingin memanfaatkan teman yang lama sebagai tempat untuk melakukan dan melampiskan apa yang tidak bisa ia keluarkan secara bebas pada kelompoknya. Ia akam mengikuti semua kemauan yang diinginkan oleh kelompoknya tersebut tetapi ketika teman yang selama ini menjadi labuhan sementranya tersebut meminta bantuan ia akan membuat perhitungan yang sangat banyak. Terkadang situasi apapun akan dimanfaatkanya untuk kepentingan dirinya, ia akan mendesak orang lain untuk memberitahukan apa yang tidak ia ketahui dan ia berat untuk memberitahukan apa yang ia ketahui.

Semua itu kita lakukan diluar kesadaran kita, tanpa dipikir semua itu telah membatasi kita untuk menjadi diri kita sendiri menikmati indahnya perjuangan untuk mempertahankan hidup. Saat ini banyak orang yang memiliki moto hidup menjadi diri sendiri . menurutku itu adalah hal yang sangat baik, karena dengan begitu orang akan menjalani hidup ini apa adanya bukan adanya apa. Dengan begitu kita mampu untuk menjalani hidup ini dengan memanfaatkan semua kelemahan dan kelebihan yang kita miliki, mampu untuk masuk dan menerima orang lain sebagai bagaian dari perjuangan hidup kita di dunia ini. Jadi marilah kita memanfaatkan setiap talenta yang telah dihadiahkan oleh Sang Kuasa kepada kita. Bukankah kita merasa senang ketika mendapatkan hadiah yang begitu unik yaitu kepribadian kita? Ataukah kita menganggapa hal itu sebagai bencana terbesar yang diberikan dalam hidup kita?. So, mari kita berusaha bersama untuk memerangi penjajahan (mental bebek) yang secara tidak langsung terjadi dalam diri kita. Mo merdeka ha tidak ni??? macam bebek ka!!??

“Selalu Percaya pada diriku dan kemampuanku
untuk mecapai tujuanku dengan berjuang,
Karena dalam diriku ada
Kekuatan yang lebih Besar dari diriku
Yang menjadikan segala yang kuangankan
Dengan penuh keyakinan
Dapat menjadi kenyataan”

O_C

Komentar

Popular

Contoh Alat Ungkap Masalah Siswa dan Lembar Respon dalam Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Alasan Memulai Kembali